Sabtu, 03 Juli 2010

Sukses Belajar dengan 'Disiplin dan Cinta'

Kesuksesan adalah impian semua orang. Hidup penuh kemantapan, tercapainya cita-cita yang diiringi kemapanan finansial tentunya menjadi dambaan setiap orang. Bagi seorang muslim, kesuksesan di dunia pastinya digunakan semaksimal mungkin untuk memperlancar ibadah dan pengabdian kepada Allah. Dengan kecukupan finansial, kita bisa beramal dan membayar zakat. Kita juga bisa menunaikan ibadah haji. Namun, hal itu tentu bukan menjadi satu-satunya yang utama. Hal yang paling utama, dan paling dianggap sebagai sukses sejati, adalah ketika kita memiliki kedekatan dengan Allah. Itulah sukses yang tidak bisa ditukar dengan hal apapun. Ketika seseorang bisa bersyukur dengan nikmat sekecil apapun, dan bisa bersabar dengan cobaan sebesar apapun, saat itulah seseorang bisa merasakan kesuksesan sebagai muslim (orang yang berserah diri).
Begitupun dalam belajar. Kesuksesan bisa saja dimaknai dengan ranking yang tinggi, nilai rata-rata di atas delapan, atau prestasi dalam berbagai perlombaan. Namun, kesuksesan sebenarnya adalah ketika apa yang kita pelajari, bisa membuat diri kita semakin dekat dengan Allah, ilmu kita bisa bermanfaat bagi banyak orang. Tidak ada gunanya prestasi tinggi, tapi hasil dari nyontek. Jelas, tidak akan barokah, ilmu yang disertai dengan kemunafikan dan kecurangan seperti berbuat curang pada saat ujian, malahan akan membuat kita dilaknat oleh Allah.
Kita sebenarnya bisa mencapai prestasi setinggi-tingginya dengan usaha yang gigih dan disiplin belajar yang tinggi. Kalau kita punya jatah belajar dua jam sehari, ya kita harus disiplin untuk memenuhi dua jam itu. Dan yang terpenting, permulaan dari kesuksesan adalah kita harus mencintai apa yang kita pelajari. Disiplin dan cinta, itu kuncinya. Met belajar yah!

(Mannar Media Edisi Perdana No.1/ 12 Juli 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar