Sabtu, 03 Juli 2010

Menjadi Muslim Moderat

Setiap manusia tentu punya keyakinan. Kita yakin, bahwa Islam adalah jalan menuju keselamatan. Kebanyakan dari kita mengenal Islam dari orang tua. Jarang-jarang dari kita yang benar-benar mencari sampai keyakinan mengakar kuat dalam jiwa kita. Jika prosentase Islam di Indonesia adalah 90 %, maka sebenarnya, hanya sekitar 20 % dari yang 90%, yang benar-benar taat dan komitmen dalam berIslam. Kita bisa melihat contoh nyata, dalam sebuah perkampungan yang berpenduduk 100 kepala keluarga, hanya sekitar 20 orang yang datang ke masjid untuk shalat berjamaah maghrib, parahnya lagi, untuk shalat shubuh, hanya tersisa dua orang, imam dan muadzin. Dari hal yang paling penting (shalat), kita bisa melihat realitas keIslaman masyarakat Indonesia. Masalah bukan hanya sampai disitu. Timbulnya beragam aliran dari yang liberal sampai yang ekstrim, beragamnya pendapat yang bertentangan tentang suatu permasalahan, rokok misalnya, terkadang membuat ummat semakin bingung. Apalagi dengan masyarakat yang tidak mengenal tradisi literatur pesantren, akan mudah terpengaruh dengan beragam isu yang memecah belah ummat. Bagaimana berIslam yang sebenarnya, menjadi pertanyaan sebagian besar pemuda Islam yang tulus mencari kebenaran. Kita apresiatif dengan niat orang-orang yang tulus berjuang untuk Islam, namun kita juga harus meletakkan Islam menurut timbangan al Qur’an dan Sunnah, dengan mengikuti petunjuk ulama, agar tidak terjatuh kepada sikap berlebih-lebihan dalam beragama.
Oleh karena itu, prinsip yang harus kita pakai adalah toleransi, dan tidak fanatik. Tidak melakukan klaim atas kebenaran. Dalam berIslam, kita tentu harus memiliki guru yang alim dan wara, dan memiliki mata rantai sanad hingga Rasulullah SAW. Kita juga harus lekas mengikutkan ilmu dengan amal, karena ilmu tanpa amal, akan membuat seseorang semakin jauh dari Allah.
Akhirnya, kita akan paham bahwa tujuan syariat pada dasarnya hanya empat: Kesucian, Kerendahan Hati, Kedermawanan, dan Keadilan (menurut Syah Waliyullah ad Dahlawi dalam al thaf al Quds: Pengetahuan Suci).
Syariat yang dibawa oleh para Nabi, bertujuan agar manusia menyucikan jiwanya, menjauhi kesombongan dan keangkuhan, gemar memberi dan murah hati, dan menegakkan keadilan. Dalam kerangka empat hal itulah konsep muslim moderat, intelektual yang tercerahkan, dibangun dan dikembangkan. Maka, dalam melihat setiap permasalahan dan perbedaan, kita tidak boleh terlepas dari kerangka empat hal di atas. Mudah-mudahan kita disatukan dalam rahmat Nya. Wallahu a’lam.

(Mannar Media Edisi Perdana No.1/ 12 Juli 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar