Rabu, 23 Maret 2011

Manajeman Diri: Apa yang harus seseorang lakukan dalam hidupnya?
Oleh Muhammad Zainur Rakhman

”Yang pertama, seseorang mesti hidup, artinya punya kemauan dan daya hidup. Yang kedua, seseorang mesti menikmati hidup, karena hidup adalah anugrah yang pantas disyukuri. Yang ketiga, seseorang mesti memaknai hidup, yakni menemukan arti dalam setiap tindakan.”

Kemauan hidup, membuat seseorang lekas bangkit dari kegagalan, dan menghidari jurang keputusasaan. Menikmati hidup, akan menghilangkan setiap beban, sehingga segala sesuatu terasa menyenangkan. Dengan menikmati hidup seseorang akan mendapatkan kebahagiaan. Memaknai berarti melihat sesuatu yang spiritual dalam setiap tindakan dan peristiwa material. Dengan memaknai hidup, seseorang akan terhindar dari kebosanan dan tidak terjebak pada tingkah laku yang rendah dan dangkal. Dengan memaknai hidup, seseorang mendapatkan ketenangan batin. Ketiga-tiganya penting, dan dengan tiga prinsip inilah, seseorang seharusnya bisa mengelola kehidupannya dengan baik. Kehidupan yang menyenangkan sekaligus yang bermakna.

Untuk hidup, seseorang perlu makan, minum, tidur, menjaga kesehatan dan kebersihan, namun yang paling penting adalah sebuah pikiran yang sadar, bahwa aku ada, dan berkuasa terhadap diriku sendiri, meski tubuh bisa rusak dan terluka, namun ide dan pikiran bahwa aku hidup, tidak akan bisa hancur, ide dan gagasan akan tetap tegar dalam kondisi apapun, tidak ada yang bisa memenjarakan pikiran kecuali pikiran yang terpenjara.

Untuk menikmati hidup, seseorang butuh bersenang-senang, bercanda ria, memanjakan diri, rekreasi, melihat dan menikmati keindahan dan hal-hal yang enak.

Untuk memaknai hidup, seseorang butuh kontemplasi, merenung dengan dalam, menjalin komunikasi batin yang intens dengan Tuhan, melaksanakan nilai-nilai moral yang mulia, taat terhadap nurani, setia kepada suara hati, memenuhi panggilan jiwa, dan banyak memberi kepada sesama.

Padukan kebutuhan-kebutuhan di atas dengan proporsi yang tepat dan seimbang. Dan buatlah perencanaan berkaitan dengan impian dan cita, yang disusun dalam aktifitas harian, pekanan, bulanan, tahunan. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Apa yang paling Anda inginkan atau cita-citakan pada masa kecil? Cita-cita masa kecil biasanya merupakan cita-cita yang paling murni, dan kadangkala merupakan pertanda dari Tuhan. Namun, sebelumnya bebaskan paradigma Anda tentang cita-cita sebagai profesi yang menghasilkan uang, bebaskan itu dulu. Ingatlah, kata-kata lugu dan murni saat kecil dulu Anda mengatakan dengan tegas, “aku ingin jadi ...”
2. Lihatlah diri dan perasaan Anda, kegiatan atau sesuatu apa yang paling membuat Anda sangat gembira, perasaan seperti membuncah dan seolah Anda memiliki energi yang besar untuk melakukannya, Anda seolah tidak peduli terhadap rintangan sehebat apapun yang menghadang, dan Anda tidak khawatir akan iri terhadap orang lain, karena Anda tahu bahwa kegiatan atau sesuatu itu selamanya hanya untuk Anda. Sekali lagi, bebaskan diri Anda dari paradigma bahwa sesuatu itu haruslah profesi yang sudah umum yang menghasilkan uang. Bebaskan nalar Anda dari nalar keumuman, dan biarkan imajenasi Anda melayang, meraup segala yang ada. Jawablah dengan jujur, “Aku paling suka saat melakukan ... , dan aku nggak peduli apapun, pokoknya aku suka banget.”
3. Sekarang, fokuskan jawaban dari titik-titik nomor satu dengan nomor dua, jika memiliki kesamaan dalam kandungan makna, maka itu sebuah titik awal pencarian. Tulis dengan huruf besar, jawaban titik-titik tersebut. Dan Anda tidak perlu bingung, ragu, gundah, atau menghindar, ketika ternyata jawaban itu bertentangan dengan keputusan Anda sekarang. Bisa jadi keputusan Anda itu, karena Anda masih terpengaruh dengan sesuatu diluar diri Anda.
4. Sebagai pertimbangan, sekarang dari jawaban itu, buatlah garis-garis yang menyebar disekeliling jawaban tersebut, dan tulislah kira-kira dari jawaban itu, apa yang bisa aku berikan untuk orang lain. Dan Anda harus memastikan, bahwa dengan memberikan sesuatu kepada orang lain berdasarkan jawaban itu, Anda akan semakin bahagia dan bersemangat untuk hidup. Jika Anda tidak merasakan kebahagiaan, maka ulangilah proses dari nomor satu, dan cobalah untuk jujur dan bebas.
5. Setelah Anda menemukan jawaban, dan dengan jawaban itu, Anda benar-benar bisa bahagia (ingat! Bahagia lebih dari sekedar uang), kemudian lihatlah kehidupan Anda, dari usia yang bisa Anda ingat sampai sekarang, lihat apakah banyak kesempatan dan pertanda yang membuat diri Anda mudah (seolah-olah diarahkan kesana) untuk melaksanakan jawaban tersebut.
6. Jika iya, maka diamlah sejenak. Pejamkan mata, katakan dalam hati jawaban itu. Katakan berulang-ulang. Apakah Anda merasakan keriangan yang luar biasa? Jika iya, maka lanjutkan baca nomor tujuh di bawah ini.
7. “SAKSIKANLAH BAHWA ITULAH PANGGILAN JIWA ANDA, DAN UNTUK HAL ITULAH ANDA ADA.”
8. Sebagai penguatan, silahkan cocokkan dengan makna nama Anda. Cocokkan dengan tokoh-tokoh dan sosok yang sangat Anda kagumi. Cocokkan dengan sifat dan karakteristik murni Anda yang apa adanya. Jika cocok,
9. Tunggu apa lagi? laksanakan tugas Anda! Dan Anda akan membuktikan sendiri bahwa Anda bisa hidup, menikmati hidup, dan memaknai hidup. Ketiga-tiganya bisa Anda dapatkan.

Mulailah membuat rencana, bagaimana saya bisa melaksanakan tugas kehidupan saya. Bagaimana saya bisa mewujudkan panggilan jiwa saya. Nah, barulah Anda melakuan SWOT.
S, Strength (KEKUATAN); apa saja kekuatan saya, yang bisa saya gunakan untuk mencapai panggilan jiwa saya.
W, Weakness (KELEMAHAN); apa saja kelemahan saya, yang barangkali melemahkan usaha saya dalam mencapai panggilan jiwa saya.
O, Opportunity (KESEMPATAN/ PELUANG); kesempatan apa yang bisa saya manfaatkan untuk membantu tercapainya panggilan jiwa saya.
T, Threatmen (ANCAMAN); apa saja ancaman yang menghadang dalam usaha mecapai panggilan jiwa saya.

Rumusnya, Gunakan kekuatan dan peluang semaksimal mungkin, dan segera atasi setiap kelemahan dan ancaman dengan penuh keteguhan.

Setelah itu, buatlah rencana harian, pekanan, bulanan, dan tahunan. Susunlah target-target apa yang aku capai dalam tahun ini, tahun depan, tahun depannya lagi, sampai panggilan jiwa Anda benar-benar terwujud. Susunlah waktu Anda berdasarkan kebutuhan untuk:

1. Spiritualitas (sholat, zikir, tilawah, dll)
2. Pemulihan (makan, minum, tidur, olahraga, dll)
3. Relaksasi (hobi, jalan-jalan, nonton, bersenang-senang, pijat, spa, dll)
4. Perawatan (mandi, cuci baju, merawat barang-barang pribadi, kendaraan, dll)
5. Pembelajaran (membaca, kontemplasi, berdiskusi, ngaji, sekolah, kursus, dll)
6. Produktifitas (apa saja yang berhubungan dengan panggilan jiwa Anda, contoh: menulis, mengajar, mencipta sesuatu, berkarya, dll)
7. Interaksi (ngobrol, silaturrahmi, sms, telpon, chatting, fb, dll)

Jalankan semua yang telah Anda rencanakan dengan penuh komitmen, cinta, dan disiplin. Anda tidak harus pintar disetiap bidang, barangkali panggilan jiwa Anda memang bukan untuk menjadi ranking satu, bukan untuk mendapat matematika sembilan, bukan untuk melakukan dan mencapai sesuatu gara-gara terpancing ingin bersaing dengan yang lain, atau sakit hati dikatakan bodoh. Setiap manusia adalah unik, otentik, dan memiliki peran yang khas. Jangan samakan dengan mesin atau robot, yang bisa dicetak sama dan seragam. Kalau demikian, Anda sama saja dengan skrup, dan saya akan dengan senang hati mengulir Anda dengan obeng. Tidak usah kecil hati dengan keberhasilan yang di capai oleh orang lain. Lihatlah, keberhasilan apapun, kalau bukan berdasarkan panggilan jiwa, orangnya tidak akan benar-benar bahagia. Kebahagiaannya Cuma kebahagiaan semu karena melihat dialah yang terbaik dan mampu mengalahkan orang lain. Keberhasilan yang berdasarkan panggilan jiwa, pasti orang lain turut bahagia, semua merasakan manfaatnya. Dan semua merasakan sama-sama menang. Camkan baik-baik.

Beberapa puluh tahun yang akan datang, kabarkan kepada saya tentang diri Anda yang telah berhasil mewujudkan panggilan jiwa.

GOOD LUCK! Allah selalu menyertaimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar