Minggu, 26 Juni 2011

KETENANGAN



KETENANGAN

Ki Ageng Mantyasih


Perahu kehidupan manusia tidaklah selalu ditemani angin yang sepoi dan ombak yang santai. Selalu saja ada badai dan ombak yang garang menerjang. Seorang teman pernah mengatakan bahwa ia sedang banyak masalah, pusing, dan ia memohon agar Allah memberikannya jalan keluar dan solusi dari masalah yang ia hadapi. Saya sarankan padanya, sebaiknya ia meminta ketenangan, karena ketenangan adalah karunia Allah yang mahal harganya. Solusi bisa jadi datang dan diberikan, namun jika ketenangan tidak dilimpahkan ke dalam jiwa, barangkali solusi dan jalan keluar tersebut tidak akan terlalu memuaskan. Karana selalu merasa ada yang tersisa. Selesainya masalah, tidak mendatangkan ketenangan, itu adalah masalah besar. Oleh karena itu, saya katakan kepadanya, jangan meminta kepada Allah untuk menyelesaikan masalahmu, tapi mintalah ketenangan, kekuatan, kesabaran, dan ampunan. Barangkali apa yang menurut perkiraan kita buruk, belum tentu buruk menurut Allah.

Sebenarnya, selama Allah tidak meninggalkan kita, tidak ada yang mesti terlalu kita khawatirkan. Apapun yang terjadi kepada kita, selama kita rela, dan bertambah mendekat kepadaNya, itu justru anugrah yang tak ternilai harganya. “Jika seorang hamba tidak bisa diingatkan dengan kenikmatan, maka Allah akan ingatkan dengan penderitaan”, begitulah kaidahnya. Barangkali ujian syukur jauh lebih berat ketimbang ujian sabar, sehingga Allah buka pintu sabar untuk kita, karena tatkala Allah buka pintu syukur untuk kita, kita hanya termangu dan tak segera memasukinya. Jadinya, karena Allah kepengin selalu dekat dengan hamba-hamba Nya (padahal kita yang sangat membutuhkannya hm..), Allah buka deh, pintu sabar. Allah kirim tuh penyakit ke tubuh kita; Allah kirim orang-orang yang berbuat zalim dan menyakiti kita; Allah kasih kita kegagalan, dsb. Semua itu semata agar kita kembali kepada Nya. Namun, seringnya kita justru berburuk sangka, dari mulai mempertanyakan, kenapa sih Allah bikin aku kayak gini, sampai mengatakan Allah nggak adil, dsb ..

Nah, agar kita senantiasa diberikan ketenangan, marilah kita dawamkan zikir, marilah kita shalawatan, marilah kita mendaras al Qur’an. Biasakan dalam sujud kita, untuk menambahkan bacaan, “ subbuhun quddusun rabbuna, wa rabbul malaaikati wa rruh”, “rabbi, inni dholamtu nafsi, faghfirlii dzanbii, fa innahu laa yaghfiru dzdzunuuba illa anta”. Mudah-mudahan kita senantiasa dilimpahkan permata mahal bernama “ketenangan”. Mudah-mudahan kita menjadi hamba—hamba kesayangan Allah. Amin.


Salam Pamuji Rahayu.
Mantyasihcenter.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar